CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Jumat, 25 Januari 2008

Budaya Indonesia
 

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

1 Kebudayaan Tradisional Di Indonesia
1.1 Tarian
1.2 Lagu
1.3 Musik
1.4 Alat Musik
1.5 Gambar
1.6 Patung
1.7 Kain
1.8 Suara
1.9 Sastra/Tulisan
1.10 Makanan
1.11 Minuman
2 Kebudayaan Modern Khas Indonesia



Kebudayaan Tradisional Di Indonesia


Tarian


Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog.
Bali: Kecak, Barong/ Barongan.
Maluku: Cakalele
Aceh: Saman, Seudati.
Melayu: Serampang Duabelas, Joget Lambak, Zapin
Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
Betawi: Yapong
Sunda: Jaipong, Reog
Batak Toba: Tortor


Lagu
Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung.
Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama
Melayu : Soleram, Tanjung Katung
Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang
Aceh : Bungong Jeumpa


Musik
Jakarta: Keroncong Tugu.
Maluku :
Melayu : Hadrah, Makyong, Ronggeng
Minangkabau :
Aceh :


Alat Musik


Jawa: Gamelan.
Nusa Tenggara Timur: Sasando.
Gendang Bali
Gendang Karo
Gendang Melayu
Gandang Tabuik
Talempong
Tifa
Saluang
Rebana
Bende
Kenong
Serunai
Jidor
Suling Lembang
Suling Sunda
Dermenan
Saron
Kecapi
Kendang Jawa
Angklung
Calung
Kulintang
Gong Kemada
Gong Lambus
Rebab
Tanggetong
Gondang Batak, dan sebagainya


Gambar
Jawa: Wayang.
Tortor: Batak


Patung


Jawa: Patung Buto, patung Budha.
Bali: Garuda.
Irian Jaya: Asmat.

Kain


Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos.
Sumatra Barat/ Melayu: Songket


Suara
Jawa: Sinden.
Sumatra: Tukang cerita.


Sastra/Tulisan


Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
Bali: karya tulis di atas Lontar.
Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah

Makanan


Jawa: Soto.
Sulawesi Selatan: Coto.
Sumatra Barat: Rendang, Dendeng Batokok, Nasi Kapau, Lemang, dan lain-lain.
DKI Jakarta: Gado-gado, Sayur Lodeh, Ketoprak, dan lain-lain.
Jawa Barat: Karedok, Sayur Asem.

Batak: Saksang, lomok-lomok, napinadar, namargota, na niura.


Minuman


Jawa: Jamu.
DKI Jakarta: Bir Pletok (minuman secang ber-es dan halal)

Batak: Saksang, lomok-lomok, napinadar, namargota, na niura.

Selasa, 22 Januari 2008

Gambang kromong


Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Bilahan Gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon).
Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur
pribumi dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya.
Disamping lagu-lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti Jali-jali, Surilang, Persi, Balo-balo, Lenggang-lenggang Kangkung, Onde-onde, Gelatik Ngunguk dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Tionghoa, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnosa, Macuntay, Gutaypan dan sebagainya
.